BAB 2 SIKAP DAN PERILAKU TERPUJI
A.
Percaya Diri
1. Arti Percaya Diri
Percaya diri artinya yakin terhadap kemampuan diri sendiri. Jika diberi
tugas, orang yang percaya diri akan segera mengerjakannya. Ia tidak mudah
mengeluh. Ia tidak sibuk mencari-cari bantuan. Orang yang percaya diri biasanya
juga mempunyai sikap mandiri. Ia tidak tergantung kepada orang lain. Ia hanya
bergantung dan pasrah kepada Allah Swt setelah ia berusaha dengan
sungguh-sungguh.
Sahabat Ali bin Abi Thalib berkata, “Jika engkau telah mengetahui maka
lakukanlah, jika engkau telah yakin maka majulah.“
Misalnya, pada waktu belajar di kelas, tiba-tiba bapak atau ibu guru menyuruh
kamu ke depan kelas. Kamu lalu ditanya, dan tidak ragu-ragu menjawab semua
pertanyaan bapak atau Ibu guru. Ini berarti kamu telah memiliki sikap percaya
diri. Sikap percaya diri dapat diperoleh bila kita rajin belajar. Bila kamu belajar
lebih dahulu sebelum belajar bersama bapak atau ibu guru di sekolah, maka kamu
akan mampu mengerjakan tugas-tugas dari bapak atau ibu guru kamu. Inilah yang
disebut siap siaga. Siap siaga sangat dibutuhkan agar kita memiliki rasa
percaya diri. Di samping berusaha sendiri untuk memperoleh sikap percaya diri, kamu
juga tidak lupa untuk berdoa kepada Allah. Agar diberi-Nya sifat mulia itu.
Seperti yang pernah dilakukan Nabi Musa As. Pada waktu itu, Nabi Musa As
mendapat perintah dari Allah agar pergi menghadap Raja Fir’aun. Saat itu
kekejaman dan kesombongan Fir’aun sudah sangat keterlaluan. Bahkan, ia mengaku
sebagai tuhan. Nabi Musa As diperintah Allah Swt untuk menyadarkan Fir’aun dari
perilaku buruknya itu.
Mendapat perintah yang sangat berat dan berbahaya, Nabi Musa As lalu
berdoa:
Artinya:“Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku,
dan lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”. (Q.S.
Thaha, 20: 25–28)
Nabi Musa As dan kaumnya akhirnya berhasil mengalahkan Fir’aun dan bala
tentaranya. Meskipun demikian, Nabi Musa tidak menyombongkan diri. Ia ingat
bahwa keberhasilannya itu atas bantuan Allah, selain karena usahanya sendiri. Jadi,
sikap percaya diri jangan sampai berubah menjadi sikap sombong. Sebab Allah
tidak suka orang-orang yang sombong. Allah Swt berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri”. (Q.S. Luqman, 31: 18)
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui ciri-ciri orang yang
percaya diri. Tentu masih ada ciri-ciri lainnya yang kamu ketahui. Coba kalian
cari dan diskusikan dengan teman-teman!
2. Keuntungan Bersikap Percaya Diri
Sikap percaya diri merupakan salah satu sikap terpuji. Bila sudah memiliki
sikap ini, kita akan dapat memperoleh beberapa sikap terpuji lainnya. Itulah
untungnya bila kita bersikap percaya diri.
Adapun keuntungan dari sikap percaya diri adalah sebagai berikut:
a. Tidak bergantung kepada orang lain,
b. Bersikap mandiri,
c. Mempunyai keberanian,
d. Dapat mengerjakan tugas dengan baik,
e. Tidak mudah ragu-ragu,
f. Bersikap jujur.
B.
Tekun
1. Arti Tekun
Dalam uraian di atas, dinyatakan bahwa kita bisa memiliki rasa percaya
diri, apabila kita mau bersikap rajin atau tekun dalam belajar. Tekun artinya
bersungguh-sungguh atau rajin. Anak yang tekun biasanya tidak cepat merasa
lelah. Walaupun ia sudah lama melakukan kegiatan. Ia tidak mudah putus asa.
Walaupun mengalami kesulitan. Ia tidak mudah terganggu. Walaupun di sekitarnya
banyak gangguan. Ia juga tidak mudah mengeluh. Walaupun mengalami kegagalan. Orang
yang tekun akan mencoba terus melakukan tugas sebaik-baiknya hingga berhasil.
Sikap tekun sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Kita harus
tekun dalam beribadah, bekerja, dan belajar.
Sebagai murid, hendaklah kamu tekun belajar supaya menjadi anak yang
pintar. Peribahasa menyatakan: “Rajin Pangkal Pandai”. Dalam pepatah Arab juga
dinyatakan:
Artinya: “Menuntut ilmu itu sejak di ayunan hingga liang lahat.”
Belajar harus kita lakukan sejak kecil hingga meninggal. Belajar berlangsung
seumur hidup. Belajar tidak boleh berhenti hanya karena kita sudah merasa
pandai. Meskipun berhasil mendapatkan ranking pertama, kamu tetap berkewajiban
untuk belajar terus. Rasulullah Saw bersabda:
Artinya: Dari Anas berkata Rasulullah Saw Bersabda: “Menuntut ilmu itu
wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan”. (HR. At-Thabrani)
Karena hukumnya wajib atau fardhu ‘ain, maka belajar harus kita lakukan
secara terus-menerus. Belajar membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan seumur
hidup. Oleh karena itu, belajar harus disertai ketekunan dan kesabaran. Meskipun
demikian, bukan berarti selama hidup kita harus belajar saja. Sebagai manusia,
kita juga butuh istirahat, bermain, dan mencari hiburan agar tenaga dan pikiran
kita tidak terlalu lelah. Sebetulnya belajar tidak hanya dengan cara membaca
buku, mengerjakan PR, dan menghafal ringkasan sambil duduk tenang di kamar belajar.
Belajar juga dapat dilakukan sambil melihat hiburan. Misalnya, belajar melalui
tayangan warta berita di televisi. Belajar dengan memutar CD tentang berbagai
ilmu pengetahuan atau cara membaca Al-Qur’an dan cara melaksanakan salat.
Menghafal juga dapat dilakukakan sambil bermain. Inilah ciri anak yang tekun.
Dia bisa belajar dengan berbagai cara. Bahkan dia bisa belajar sambil bermain.
Coba kamu cari permainan apa yang dapat dilakukan sambil belajar!
2. Keuntungan Bersikap Tekun Belajar
Sikap tekun dalam belajar adalah sikap yang terpuji. Semua orang hendaklah
memiliki sikap tekun belajar. Khususnya kita yang masih belajar di sekolah.
Kita sangat membutuhkan ketekunan. Dengan bersikap tekun belajar, kita akan
memperoleh berbagai keuntungan, di antaranya sebagai berikut:
a. ilmu pengetahuan bertambah,
b. prestasi belajar meningkat,
c. dapat meraih cita-cita,
d. sabar dan tidak mudah mengeluh,
e. belajar jadi menyenangkan,
f. akan mendapat pertolongan dari Allah.
Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an:
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang
yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
(Q.S. An-Nahl, 16: 96)
Kalau kita sabar atau tekun dalam mengerjakan apa saja, termasuk belajar,
Allah Swt pasti akan memberi pahala yang lebih banyak daripada usaha kita.
Pahala Allah Swt bisa berupa kecerdasan dan kepintaran yang kita miliki setelah
kita belajar dengan tekun dan sabar.
3. Doa Sebelum dan Sesudah Belajar
Sebagai manusia, kita telah diberi kemampuan oleh Allah Swt untuk berusaha.
Meskipun demikian, Allah Swt turut menentukan apakah usaha kita akan berhasil
atau tidak. Karena kita tidak tahu pasti usaha kita berhasil atau tidak, maka
kita disuruh Allah untuk berdoa:
Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, maka akan Kuperkenankan bagimu.”
(Q.S. Al-Mu’min, 40: 60)
Kita mampu berusaha, tetapi tidak boleh berkata bahwa keberhasilan itu
semata-mata karena usaha kita sendiri. Kita dapat berhasil karena tekun berusaha
dan berdoa. Semua pekerjaan yang kita lakukan harus disertai doa. Doa itu
sangat banyak. Kita dapat berdoa dengan membaca “Basmallah“ sebelum memulai
bekerja dan membaca “Hamdallah” setelah selesai bekerja. Begitu juga bila kita
akan belajar dan setelah belajar.
a.
Doa Sebelum Belajar
Artinya: “Tuhan, tambahkan ilmuku dan permudahlah kepahamanku.”
b.
Doa Sesudah Belajar
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku titipkan kepada-Mu apa yang telah
Kauajarkan kepadaku. Maka kembalikanlah ia kepadaku ketika aku membutuhkannya.
Dan janganlah Kaubuat aku lupa padanya, wahai Tuhan yang memelihara alam”.
C.
Hemat
Aku bangga mempunyai orang tua yang hidup sederhana. Tetapi mereka tidak
kikir kepadaku. Ayah dan ibu selalu memenuhi keperluan rumah tangga seperlunya.
Tapi mereka tidak pernah lupa memberiku uang jajan untuk ke sekolah. Tentu saja
uang jajanku itu tidak sebanyak teman-teman lainnya. Tetapi, bagiku, itu tidak
menjadi masalah. Aku senang karena ayah dan ibu selalu memerhatikanku. Aku
ingin mencontoh sikap hidup mereka. Hidup yang sederhana dan hemat. Uang jajan
pemberian mereka akan aku sisihkan sebagian untuk ditabung di celengan.
1.
Arti Hemat
Hemat artinya berhati-hati dalam menggunakan uang, barang, dan lain-lain.
Sebaliknya dari sifat hemat adalah boros. Boros artinya berlebih-lebihan dalam
menggunakan uang, barang, dan lain-lain. Boros merupakan perbuatan buruk
seperti buruknya perbuatan setan. Allah Swt berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
setan”. (Q.S. Al-Isra’, 17: 27)
Orang yang hemat akan menggunakan uang seperlunya. Sebagai contoh, ia
merasa cukup mempunyai satu pensil. Dia tidak akan membeli pensil lebih dari
satu. Apalagi alasannya hanya untuk koleksi. Sikap hemat tidak hanya berlaku
dalam hal menggunakan uang. Tetapi juga dalam menggunakan barang dan waktu. Orang
yang hemat akan memperhitungkan segala hal dengan cermat. Dalam menggunakan
barang, ia akan hati-hati supaya tidak ada yang terbuang sia-sia. Dalam
menggunakan waktu, ia akan menyusun jadwal agar waktunya dapat terpakai untuk
hal-hal yang bermanfaat saja. Meskipun demikian, sikap hemat itu jangan sampai
berubah menjadi sikap kikir. Adapun ciri-ciri orang kikir adalah sebagai
berikut:
a. suka menumpuk-numpuk harta,
b. terlalu sayang pada hartanya,
c. enggan menggunakan hartanya untuk orang lain dan dirinya sendiri,
d. merasa berat untuk bersedekah,
e. suka memamerkan hartanya.
Orang hemat itu tidak kikir dan juga tidak boros. Orang hemat lebih suka
hidup sederhana. Ia tidak suka bermewah-mewahan, karena bermewah-mewahan
merupakan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah Swt. Allah berfirman:
Artinya: “... Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.
(Q.S. Al-A’raf, 7: 31)
2. Keuntungan Bersikap Hemat
Orang yang hemat akan mendapat keuntungan, di antaranya sebagai berikut:
a. mampu hidup sederhana,
b. dapat menabung,
c. hidup tenang dan teratur,
d. selalu hati-hati sebelum melakukan sesuatu,
e. mampu memilih sesuatu yang paling bermanfaat.
3. Kerugian Bersikap Boros
Orang yang boros akan mendapat kerugian, di antaranya sebagai berikut:
a. selalu merasa kekurangan,
b. tidak sempat menabung,
c. hidupnya tidak tertatur,
d. selalu merasa iri dengan orang lain,
e. melakukan sesuatu tanpa perhitungan,
f. tidak bisa membedakan hal yang bermanfaat dengan hal yang sia-sia.
No comments:
Post a Comment