Sunday, December 9, 2018

BAB 4 SIFAT MUSTAHIL ALLAH

A. Menyebutkan Sifat Mustahil Allah
Sifat mustahil Allah adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah. Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah. Misalnya, bila Allah wajib bersifat Wujud, mustahil Allah bersifat ‘Adam. Allah wajib bersifat Qidam, mustahil Allah bersifat Huduts. Sifat wajib Baqa’ kebalikannya sifat mustahil Fana’. Mukhalafatu lil-hawaditsi kebalikannya Mumatsalatu lil-hawaditsi, dan lain-lain. Adapun sifat-sifat mustahil Allah seluruhnya adalah sebagai berikut:
‘Adam, Huduts, Fana’, Mumatsalatu lil-hawaditsi, Qiayamuhu bighairihi, Ta’addud, Ajzu, Karahah, Jahalah, Maut, Shummu, ‘Umyu, dan Bukmu.
Sifat-sifat ini tidak mungkin dimiliki oleh Allah karena semuanya menunjukkan kelemahan. Sedangkan Allah adalah zat yang sempurna. Allah tidak mungkin memiliki kelemahan.
B. Arti Sifat-sifat Mustahil Allah
Berikut ini adalah sifat-sifat mustahil allah.
1. Adam
Sifat mustahil Allah yang pertama adalah ‘Adam. ‘Adam artinya tidak ada. Mustahil Allah tidak ada. Kalau Allah tidak ada, lalu siapa yang mampu menciptakan alam dan seluruh isinya? Siapa yang dapat menggerakkan matahari, bumi, bulan, dan planet-planet lain? Tidak mungkin alam semesta tiba-tiba ada sendiri. Mustahil planet-planet itu dapat bergerak sendiri. Hanya Allah yang mampu mengadakan bumi, air, gunung, pohon, udara, dan juga diri kita.
2. Huduts
Huduts artinya baru. Mustahil Allah itu baru. Allah adalah zat yang paling dahulu ada. Tetapi keberadaan Allah tak ada permulaannya. Tidak seperti kita yang dahulu tidak ada sekarang menjadi ada setelah diciptakan Allah melalui kandungan ibu. Kita adalah makhluk yang baru. Sedangkan Allah bukan zat yang baru. Tidak mungkin Allah bersifat baru karena Dia-lah sang Pencipta.
3. Fana’
Fana’ artinya binasa. Mustahil Allah bersifat binasa. Keberadaan Allah tetap dan tidak akan berakhir. Sementara kita suatu saat akan binasa atau meninggal. Binatang dan pepohonan akan mati. Alam dan seluruh isinya akan hancur. Oleh karena itu, dunia ini biasanya disebut ‘alam fana’. Yaitu alam yang suatu saat akan mengalami kehancuran. Kehancuran alam yang paling besar, yaitu kelak pada hari kiamat. Saat itu hanya Allah saja yang tinggal. Karena Allah tidak bersifat Fana’.
4. Mumatsalatu Lil-Hawaditsi
Mumatsalatu lil-hawaditsi artinya menyerupai semua makhluk. Allah tidak mungkin mirip dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah tidak boleh digambar atau dibikin patung lalu disembah seolah-olah ia adalah Allah. Sebagai Pencipta, Allah tidak mungkin mirip dengan benda hasil ciptaan-Nya. Misalnya, seorang tukang kayu yang menciptakan bentuk kursi. Dia tentu tidak mirip dengan kursi yang dibuatnya.
5. Qiyamuhu Bighairihi
Qiyamuhu bighairihi artinya bergantung kepada yang lain. Tidak mungkin Allah tergantung kepada orang. Sedangkan patung yang dianggap tuhan oleh orang-orang jahiliyah tidak mampu berbuat apa-apa. Patung sangat tergantung kepada orang yang membuatnya. Oleh karena itu, manusia tidak layak menyembah patung. Kalau kita menyembah atau beribadah kepada Allah, bukan demi keuntungan Allah. Tetapi demi keuntungan kita sendiri agar mendapat ridha-Nya. Allah tetap menjadi Tuhan walaupun seandainya manusia tidak ada yang mau menyembah-Nya. Tetapi kalau kita tidak beribadah kepada Allah, kita sendiri yang akan merugi.
6. Ta’addud
Ta’addud artinya berbilang. Allah tidak berbilang. Allah itu Esa atau Tunggal. Allah hanya satu dan tidak mungkin Allah ada bilangan-Nya. Misalnya, Allah pertama, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Allah tidak mungkin berbilang seperti itu karena hal itu hanya menunjukkankelemahan Allah. Karena Allah itu Maha kuasa dan Mahakuat maka Dia tidak membutuhkan teman. Dia-lah satu-satunya Allah.
7. Ajzu
Ajzu artinya lemah. Tidak mungkin Allah bersifat lemah. Allah itu Mahakuat. Buktinya Allah tidak membutuhkan teman untuk mengerjakan berbagai kehendak-Nya. Kalau Allah lemah, tidak akan ada lagi yang mampu mengatur nafas kita, tidak ada lagi yang mampu mengendalikan peredaran matahari, tidak ada lagi yang menjaga peredaran planet-planet agar tidak saling bertabrakan. Tetapi ternyata semuanya tetap baik-baik saja. Hal ini menunjukkan bahwa Allah tidak mungkin memiliki sifat lemah.
8. Karahah
Karahah artinya terpaksa. Mustahil Allah bersifat terpaksa. Tidak ada satu pun yang mampu memaksa Allah. Kita memang disuruh rajin berdoa kepada Allah. Apakah doa kita akan diterima atau ditolak, semua terserah Allah. Kita tidak bisa memaksa Allah agar selalu mengabulkan doa kita. Kalau doa kita dikabulkan, berarti Allah meridhai keinginan kita. Kalau doa kita belum dikabulkan, berarti Allah telah mengetahui yang kita minta itu belum ada manfaatnya untuk kita.
9. Jahalah
Jahalah artinya bodoh. Mustahil Allah bersifat bodoh. Kalau Allah bodoh tentu tak dapat menciptakan alam semesta. Kalau Allah bodoh, tentu semua manusia tidak akan ada yang pintar. Nyatanya banyak manusia yang cerdas. Manusia mampu menciptakan peralatan rumah tangga, elektronik, dan kendaraan. Manusia juga mampu menciptakan bahasa dan mengarang buku yang berguna untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya. Kalau manusia saja mempunyai banyak kecerdasan seperti ini, pasti kecerdasan Allah jauh lebih besar lagi. Kecerdasan Allah tidak dapat dibandingkan dengan kecerdasan manusia. Allah adalah Pencipta manusia termasuk otaknya yang menjadi alat kecerdasannya. Maka tidak mungkin Allah memiliki sifat bodoh.
10. Maut
Maut artinya mati. Mustahil Allah mengalami mati. Kalau Allah mati, siapa lagi yang bisa menghidupi kita? Allah yang menciptakan jantung sehingga kita bisa bernafas. Allah juga yang menjaga detak jantung agar kita tetap bisa bernafas walaupun sedang tidur. Allah adalah zat yang menghidupkan manusia dan seluruh makhluk-Nya. Oleh karena itu Allah tidak mungkin mati.
11. Shummu
Shummu artinya tuli. Tidak mungkin Allah tuli. Allah yang menciptakan telinga sehingga kita mampu mendengar suara. Allah menyuruh kita berdoa. Kalau Allah tuli, lalu siapa yang akan mendengar doa kita? Siapa yang akan mengabulkannya? Allah tidak mungkin tuli. Karena Allah menjadi tempat kita mengadu dan meminta melalui doa dan berbagai ibadah lainnya.
12. Umyu
Umyu artinya buta. Tidak mungkin Allah tak melihat amal perbuatan kita karena Dia-lah yang memerintahkan agar kita selalu berbuat baik. Allah selalu mengawasi seluruh perbuatan kita. Kalau kita berbuat baik akan diberi pahala. Kalau kita berbuat buruk akan dicatat sebagai dosa. Jadi, Allah tidak mungkin buta.
13. Bukmu
Bukmu artinya bisu. Tidak mungkin Allah bisu. Allah menurunkan Al-Qur’an pertama kali berupa perintah untuk membaca. Sekarang telah banyak orang yang pintar membaca Al-Qur’an dan buku-buku bacaan lainnya. Sehingga mereka mampu berpikir dan berkata-kata yang baik. Allah-lah yang memerintahkan kita agar mampu melakukan ini semua. Mana mungkin Allah bisu. Al-Qur’an merupakan perkataan atau firman Allah yang harus dipelajari terus. Agar kita menjadi orang yang mampu berkata benar, berbuat baik, dan mampu mengenal Allah, walaupun kita belum pernah melihat Allah secara langsung.

No comments:

Post a Comment