Sunday, December 9, 2018

BAB 5 PERILAKU TERPUJI

A. Perilaku Setia Kawan
Setia kawan artinya merasa bersatu dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Apalagi bila orang lain itu adalah teman kita. Teman adalah orang lain yang sudah lama kita kenal. Hampir setiap hari kita bertemu mereka. Kita bisa bermain, belajar kelompok, berolah raga, dan lain-lain bersama mereka. Mungkin saja hari ini kita ingin belajar sendiri. Tetapi besok atau kapan saja, kita pasti membutuhkan mereka. Kita tidak mungkin meninggalkan mereka sama sekali. Sebaliknya, mereka juga tidak mungkin menjauhi kita terus-menerus.
Allah menciptakan manusia secara berkelompok-kelompok. Tujuannya agar mereka saling mengenal, bukan untuk permusuhan. Beberapa kelompok manusia itu pasti berbeda-beda. Kelompok yang satu memiliki kekurangan dan kelebihan. Demikian juga kelompok yang lainnya. Agar kelebihan seseorang bermanfaat, ia harus bergabung dengan orang lain. Agar kekurangan seseorang tidak merugikan, ia harus bekerja sama dengan orang lain. Semua orang pasti punya kelebihan dan juga kekuranga. Untuk itu, kita harus berteman dengan siapa saja. Arman paling pintar agama dan matematika di kelasnya, tetapi ia kurang rajin berolah raga. Sedangkan Firman paling pintar bermain basket, tetapi ia kurang mampu membaca Al-Qur’an. Sandi pintar membaca puisi, tetapi ia sulit memahami matematika. Sinta pandai bernyanyi dan mengaji, tetapi kurang bisa berbahasa Inggris. Anwar lancar berbahasa Inggris tetapi kesulitan membaca huruf Arab. Demikian pula anak-anak lainnya. Jarang sekali orang yang mampu menguasai seluruh pelajaran. Kalau misalnya ada, pasti ada saja kekurangannya. Misalnya, ia kurang pandai bergaul dengan teman. Kelebihan dan kekurangan mereka itu tidak digunakan untuk saling mengejek dan menyombongkan diri. Arman, Firman, Sandi, Sinta, dan Anwar malah bergabung untuk saling membantu sesuai dengan kelebihannya masing-masing. Akhirnya, Arman yang semula malas berolahraga sudah mulai ikut bermain bola. Firman sudah mulai mencoba sendiri membaca Al-Qur’an. Sandi semakin tahu cara mengerjakan matematika, Sinta sudah berani bercakap-cakap dengan bahasa Inggris. Anwar semakin lancar mengajinya. Keberhasilan mereka ternyata juga diikuti oleh teman-teman lain. Mereka yang sudah tahu, membantu teman lain yang belum tahu. Mereka saling membantu. Di antara mereka tidak ada yang merasa paling pintar. Mereka semua anak-anak yang pintar. Walaupun kepintarannya berbeda-beda. Ada yang pintar agama, matematika, olahraga, bahasa, dan ada pulang yang pandai bergaul.
Mereka tahu kalau mempunyai kelemahan. Oleh karena itu, mereka bekerja sama untuk mengurangi kelemahan mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang setia kawan. Yaitu orang-orang yang senang bekerja sama. Tidak suka mengejek kelemahan orang lain. Mereka tidak menjauhi teman yang sedang kesulitan. Mereka senang membantu teman atau orang lain yang membutuhkan. Mereka mau melakukan ini karena tahu kalau dirinya sewaktu-waktu butuh bantuan orang lain. Mereka tahu kalau Allah menyuruhnya agar mau saling mengenal dan bekerja sama dengan berbagai kelompok orang.
B. Perilaku Kerja Keras
Kerja keras artinya bekerja atau berusaha dengan sungguh-sungguh. Salah satu tujuan Allah menciptakan manusia secara berkelompok-kelompok adalah agar mereka berlomba-lomba menuju kebaikan. Dalam perlombaan butuh usaha yang sungguh-sungguh. Perlombaan ini tidak terjadi atau kurang seru seandainya Allah menjadikan manusia hanya satu kelompok saja. Semakin banyak kelompok, perlombaannya akan semakin seru dan pemenangnya akan semakin puas.
Allah menyuruh kita agar berlomba-lomba menuju kebaikan. Kerjakan apa saja yang baik. Giat belajar itu baik karena kita bisa menjadi pintar. Orang yang pintar hidupnya akan. Mudah bahkan mampu membantu orang lain. Cerita tentang Arman dan kawan-kawan yang rajin belajar kelompok adalah contoh anak-anak yang suka bekerja keras. Contoh lainnya Pak tani pagi-pagi sudah mengurisi tanamannya. Ayah dan ibu kita yang setiap hari pergi ke kantor untuk mengerjakan tugasnya, bapak dan ibu guru ke sekolah untuk mengajar. Para pedagang pergi ke toko atau pasar untuk berdagang. Mereka melakukan semua pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh sampai berhasil. Apabila mengalami kegagalan, mereka tidak mengeluh. Mereka segera mencoba bekerja lebih giat lagi. Arman tidak pandai berolah raga, tetapi ia rajin berlatih. Firman kurang bisa membaca Al-Qur’an, tetapi ia mau belajar terus. Demikian pula Sandi, Sinta, dan Anwar. Mereka mau berusaha terus-menerus walaupun kadang-kadang mengalami kegagalan. Pak tani, pegawai kantor, bapak dan ibu guru, dan para pedagang juga ada yang mengalami kegagalan. Tetapi bagi mereka gagal itu biasa. yang penting mau berusaha terus sampai berhasil. Mau berusaha terus-menerus itulah yang diperintahkan Allah kepada kita. Dalam hal belajar, nabi Muhammad SAW mengajarkan agar kita mau melakukannya terus-menerus selama kita hidup. Belajar harus dilakukan mulai dari kecil sampai tua. Maka belajar membutuhkan kerja keras. Setelah berhasil belajar yang satu lalu belajar lagi yang lainnya. Bila mengalami kegagalan, segera mengulanginya lagi hingga berhasil. Demikian seterusnya.
C. Perilaku Penyayang terhadap Hewan
Sebagai manusia kita harus sayang terhadap sesama manusia. Manusia sebagai makhluk Allah, juga harus sayang terhadap makhluk Allah lainnya, misalnya binatang atau hewan. Selain sayang terhadap sesama manusia, kita juga harus menyanyangi binatang karena binatang juga makhluk ciptaan Allah.
D. Perilaku Penyayang terhadap Lingkungan
Hutan berguna sebagai tempat tinggal hewan. Hutan juga berguna sebagai tempat resapan air dan menyegar udara. Hutan yang rimbun, mata air yang tersimpan dalam tanah, udara yang bersih dan segar semuanya kita butuhkan. Maka kita harus menjaga lingkungan alam itu agar tidak rusak. Kita tidak boleh merusak hutan, mengotori air, dan mencemari udara. Agar udara tetap bersih, kita perlu menanam pepohonan. Pohon harus kita rawat. Caranya dengan menyiraminya, memberi pupuk, membersihkan ranting dan daunnya yang telah kering. Lingkungan yang banyak pohonnya akan membuat udara menjadi bersih. Sehingga kita merasa segar ketika menghirupnya. Akar-akar pohon juga menjadi tempat resapan air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor. Air yang tersimpan dalam tanah sangat berguna untuk kita.
a mampu menciptakan bahasa dan mengarang buku yang berguna untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya. Kalau manusia saja mempunyai banyak kecerdasan seperti ini, pasti kecerdasan Allah jauh lebih besar lagi. Kecerdasan Allah tidak dapat dibandingkan dengan kecerdasan manusia. Allah adalah Pencipta manusia termasuk otaknya yang menjadi alat kecerdasannya. Maka tidak mungkin Allah memiliki sifat bodoh.
10. Maut
Maut artinya mati. Mustahil Allah mengalami mati. Kalau Allah mati, siapa lagi yang bisa menghidupi kita? Allah yang menciptakan jantung sehingga kita bisa bernafas. Allah juga yang menjaga detak jantung agar kita tetap bisa bernafas walaupun sedang tidur. Allah adalah zat yang menghidupkan manusia dan seluruh makhluk-Nya. Oleh karena itu Allah tidak mungkin mati.
11. Shummu
Shummu artinya tuli. Tidak mungkin Allah tuli. Allah yang menciptakan telinga sehingga kita mampu mendengar suara. Allah menyuruh kita berdoa. Kalau Allah tuli, lalu siapa yang akan mendengar doa kita? Siapa yang akan mengabulkannya? Allah tidak mungkin tuli. Karena Allah menjadi tempat kita mengadu dan meminta melalui doa dan berbagai ibadah lainnya.
12. Umyu
Umyu artinya buta. Tidak mungkin Allah tak melihat amal perbuatan kita karena Dia-lah yang memerintahkan agar kita selalu berbuat baik. Allah selalu mengawasi seluruh perbuatan kita. Kalau kita berbuat baik akan diberi pahala. Kalau kita berbuat buruk akan dicatat sebagai dosa. Jadi, Allah tidak mungkin buta.
13. Bukmu
Bukmu artinya bisu. Tidak mungkin Allah bisu. Allah menurunkan Al-Qur’an pertama kali berupa perintah untuk membaca. Sekarang telah banyak orang yang pintar membaca Al-Qur’an dan buku-buku bacaan lainnya. Sehingga mereka mampu berpikir dan berkata-kata yang baik. Allah-lah yang memerintahkan kita agar mampu melakukan ini semua. Mana mungkin Allah bisu. Al-Qur’an merupakan perkataan atau firman Allah yang harus dipelajari terus. Agar kita menjadi orang yang mampu berkata benar, berbuat baik, dan mampu mengenal Allah, walaupun kita belum pernah melihat Allah secara langsung.

No comments:

Post a Comment