BAB 5 PERILAKU TERPUJI
A. Perilaku Setia Kawan
Setia kawan artinya merasa bersatu dengan orang lain. Sebagai makhluk
sosial, kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Apalagi bila
orang lain itu adalah teman kita. Teman adalah orang lain yang sudah lama kita
kenal. Hampir setiap hari kita bertemu mereka. Kita bisa bermain, belajar
kelompok, berolah raga, dan lain-lain bersama mereka. Mungkin saja hari ini
kita ingin belajar sendiri. Tetapi besok atau kapan saja, kita pasti
membutuhkan mereka. Kita tidak mungkin meninggalkan mereka sama sekali.
Sebaliknya, mereka juga tidak mungkin menjauhi kita terus-menerus.
Allah menciptakan manusia secara berkelompok-kelompok. Tujuannya agar
mereka saling mengenal, bukan untuk permusuhan. Beberapa kelompok manusia itu
pasti berbeda-beda. Kelompok yang satu memiliki kekurangan dan kelebihan.
Demikian juga kelompok yang lainnya. Agar kelebihan seseorang bermanfaat, ia
harus bergabung dengan orang lain. Agar kekurangan seseorang tidak merugikan,
ia harus bekerja sama dengan orang lain. Semua orang pasti punya kelebihan dan
juga kekuranga. Untuk itu, kita harus berteman dengan siapa saja. Arman paling
pintar agama dan matematika di kelasnya, tetapi ia kurang rajin berolah raga.
Sedangkan Firman paling pintar bermain basket, tetapi ia kurang mampu membaca
Al-Qur’an. Sandi pintar membaca puisi, tetapi ia sulit memahami matematika.
Sinta pandai bernyanyi dan mengaji, tetapi kurang bisa berbahasa Inggris. Anwar
lancar berbahasa Inggris tetapi kesulitan membaca huruf Arab. Demikian pula
anak-anak lainnya. Jarang sekali orang yang mampu menguasai seluruh pelajaran. Kalau
misalnya ada, pasti ada saja kekurangannya. Misalnya, ia kurang pandai bergaul
dengan teman. Kelebihan dan kekurangan mereka itu tidak digunakan untuk saling mengejek
dan menyombongkan diri. Arman, Firman, Sandi, Sinta, dan Anwar malah bergabung
untuk saling membantu sesuai dengan kelebihannya masing-masing. Akhirnya, Arman
yang semula malas berolahraga sudah mulai ikut bermain bola. Firman sudah mulai
mencoba sendiri membaca Al-Qur’an. Sandi semakin tahu cara mengerjakan matematika,
Sinta sudah berani bercakap-cakap dengan bahasa Inggris. Anwar semakin lancar
mengajinya. Keberhasilan mereka ternyata juga diikuti oleh teman-teman lain. Mereka
yang sudah tahu, membantu teman lain yang belum tahu. Mereka saling membantu.
Di antara mereka tidak ada yang merasa paling pintar. Mereka semua anak-anak
yang pintar. Walaupun kepintarannya berbeda-beda. Ada yang pintar agama,
matematika, olahraga, bahasa, dan ada pulang yang pandai bergaul.
Mereka tahu kalau mempunyai kelemahan. Oleh karena itu, mereka bekerja sama
untuk mengurangi kelemahan mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang setia
kawan. Yaitu orang-orang yang senang bekerja sama. Tidak suka mengejek
kelemahan orang lain. Mereka tidak menjauhi teman yang sedang kesulitan. Mereka
senang membantu teman atau orang lain yang membutuhkan. Mereka mau melakukan
ini karena tahu kalau dirinya sewaktu-waktu butuh bantuan orang lain. Mereka
tahu kalau Allah menyuruhnya agar mau saling mengenal dan bekerja sama dengan
berbagai kelompok orang.
B. Perilaku Kerja Keras
Kerja keras artinya bekerja atau berusaha dengan sungguh-sungguh. Salah
satu tujuan Allah menciptakan manusia secara berkelompok-kelompok adalah agar
mereka berlomba-lomba menuju kebaikan. Dalam perlombaan butuh usaha yang
sungguh-sungguh. Perlombaan ini tidak terjadi atau kurang seru seandainya Allah
menjadikan manusia hanya satu kelompok saja. Semakin banyak kelompok,
perlombaannya akan semakin seru dan pemenangnya akan semakin puas.
Allah menyuruh kita agar berlomba-lomba menuju kebaikan. Kerjakan apa saja
yang baik. Giat belajar itu baik karena kita bisa menjadi pintar. Orang yang
pintar hidupnya akan. Mudah bahkan mampu membantu orang lain. Cerita tentang
Arman dan kawan-kawan yang rajin belajar kelompok adalah contoh anak-anak yang
suka bekerja keras. Contoh lainnya Pak tani pagi-pagi sudah mengurisi
tanamannya. Ayah dan ibu kita yang setiap hari pergi ke kantor untuk
mengerjakan tugasnya, bapak dan ibu guru ke sekolah untuk mengajar. Para
pedagang pergi ke toko atau pasar untuk berdagang. Mereka melakukan semua
pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh sampai berhasil. Apabila mengalami
kegagalan, mereka tidak mengeluh. Mereka segera mencoba bekerja lebih giat
lagi. Arman tidak pandai berolah raga, tetapi ia rajin berlatih. Firman kurang
bisa membaca Al-Qur’an, tetapi ia mau belajar terus. Demikian pula Sandi,
Sinta, dan Anwar. Mereka mau berusaha terus-menerus walaupun kadang-kadang
mengalami kegagalan. Pak tani, pegawai kantor, bapak dan ibu guru, dan para pedagang
juga ada yang mengalami kegagalan. Tetapi bagi mereka gagal itu biasa. yang
penting mau berusaha terus sampai berhasil. Mau berusaha terus-menerus itulah
yang diperintahkan Allah kepada kita. Dalam hal belajar, nabi Muhammad SAW
mengajarkan agar kita mau melakukannya terus-menerus selama kita hidup. Belajar
harus dilakukan mulai dari kecil sampai tua. Maka belajar membutuhkan kerja
keras. Setelah berhasil belajar yang satu lalu belajar lagi yang lainnya. Bila mengalami
kegagalan, segera mengulanginya lagi hingga berhasil. Demikian seterusnya.
C. Perilaku Penyayang terhadap Hewan
Sebagai manusia kita harus sayang terhadap sesama manusia. Manusia sebagai
makhluk Allah, juga harus sayang terhadap makhluk Allah lainnya, misalnya
binatang atau hewan. Selain sayang terhadap sesama manusia, kita juga harus
menyanyangi binatang karena binatang juga makhluk ciptaan Allah.
D. Perilaku Penyayang terhadap Lingkungan
Hutan berguna sebagai tempat tinggal hewan. Hutan juga berguna sebagai
tempat resapan air dan menyegar udara. Hutan yang rimbun, mata air yang
tersimpan dalam tanah, udara yang bersih dan segar semuanya kita butuhkan. Maka
kita harus menjaga lingkungan alam itu agar tidak rusak. Kita tidak boleh
merusak hutan, mengotori air, dan mencemari udara. Agar udara tetap bersih,
kita perlu menanam pepohonan. Pohon harus kita rawat. Caranya dengan menyiraminya,
memberi pupuk, membersihkan ranting dan daunnya yang telah kering. Lingkungan
yang banyak pohonnya akan membuat udara menjadi bersih. Sehingga kita merasa segar
ketika menghirupnya. Akar-akar pohon juga menjadi tempat resapan air sehingga
dapat mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor. Air yang tersimpan dalam
tanah sangat berguna untuk kita.
a mampu menciptakan bahasa dan mengarang buku yang berguna untuk
meningkatkan ilmu pengetahuannya. Kalau manusia saja mempunyai banyak
kecerdasan seperti ini, pasti kecerdasan Allah jauh lebih besar lagi.
Kecerdasan Allah tidak dapat dibandingkan dengan kecerdasan manusia. Allah
adalah Pencipta manusia termasuk otaknya yang menjadi alat kecerdasannya. Maka
tidak mungkin Allah memiliki sifat bodoh.
10. Maut
Maut artinya mati. Mustahil Allah mengalami mati. Kalau Allah mati, siapa
lagi yang bisa menghidupi kita? Allah yang menciptakan jantung sehingga kita
bisa bernafas. Allah juga yang menjaga detak jantung agar kita tetap bisa
bernafas walaupun sedang tidur. Allah adalah zat yang menghidupkan manusia dan
seluruh makhluk-Nya. Oleh karena itu Allah tidak mungkin mati.
11. Shummu
Shummu artinya tuli. Tidak mungkin Allah tuli. Allah yang menciptakan
telinga sehingga kita mampu mendengar suara. Allah menyuruh kita berdoa. Kalau
Allah tuli, lalu siapa yang akan mendengar doa kita? Siapa yang akan
mengabulkannya? Allah tidak mungkin tuli. Karena Allah menjadi tempat kita
mengadu dan meminta melalui doa dan berbagai ibadah lainnya.
12. Umyu
Umyu artinya buta. Tidak mungkin Allah tak melihat amal perbuatan kita
karena Dia-lah yang memerintahkan agar kita selalu berbuat baik. Allah selalu
mengawasi seluruh perbuatan kita. Kalau kita berbuat baik akan diberi pahala.
Kalau kita berbuat buruk akan dicatat sebagai dosa. Jadi, Allah tidak mungkin
buta.
13. Bukmu
Bukmu artinya bisu. Tidak mungkin Allah bisu. Allah menurunkan Al-Qur’an
pertama kali berupa perintah untuk membaca. Sekarang telah banyak orang yang
pintar membaca Al-Qur’an dan buku-buku bacaan lainnya. Sehingga mereka mampu
berpikir dan berkata-kata yang baik. Allah-lah yang memerintahkan kita agar
mampu melakukan ini semua. Mana mungkin Allah bisu. Al-Qur’an merupakan
perkataan atau firman Allah yang harus dipelajari terus. Agar kita menjadi
orang yang mampu berkata benar, berbuat baik, dan mampu mengenal Allah,
walaupun kita belum pernah melihat Allah secara langsung.
No comments:
Post a Comment